Sang Pilot

Seorang pilot baru meminta doa dan restu para keluarganya. ia akan menerbangkan sebuah pesawat untuk pertama kalinya tanpa di pandu instruktur. sambil menyalami satu per satu keluarganya ia mendengarkan juga doa dan pesan-pesan dari keluarganya.

"hati-hati kamu nak" kata bapaknya

"iya pak, doakan saja saya selamat" jawabnya singkat

pilot baru itu pun keluar dari rumahnya. melewati pintu rumah, teras, dan halaman rumahnya. ia berjalan menuju taksi yang telah menunggu untuk membawanya meninggalkan kampung pesisir ini menuju ke bandara yang ada di sisi lain kota. saat sang pilot itu akan menaiki taksi, tiba-tiba salah satu pamannya menyapa dengan suara lantang 

"sekali-sekali lihat ke bawah yah cuk, siapa tahu kamu lihat saya lagi mancing" celetuk paman tadi.

sang pilot hanya tersenyum menanggapi candaan pamannya yang berjalan menuju ke pinggir pantai. ia seolah tidak peduli dengan candaan pamannya. karena dengan perasaan tidak sabar ia menaiki taksi lalu bergegas pergi menuju ke bandara.

***

sang pilot kini berada di apron-tempat parkir pesawat. ia mulai berkenalan dengan para cabin crew sebelum mereka naik ke pesawat untuk melakukan proses boarding. satu per satu penumpang menaiki pesawat di ikuti dengan barang bawaan yang akan memenuhi baggage--bagasi pesawat. setelah proses boarding selesai sang pilot pun memulai tugas pertamanya. take off. ia dibantu co-pilot mulai menjalankan pesawat melintasi runway yang panjang hingga akhirnya pesawat berhasil mengudara.

sang pilot kini bermandikan birunya langit yang dihiasi putihnya awan. ia melihat pulau-pulau kecil dan laut yang luas terhampar sepanjang perjalanan. ia tersenyum melihat pemandangan indah itu. tapi senyum sang pilot sirna ketika ATC bandara mengabarkan akan adanya cuaca buruk. setelah mendapat kabar itu, sang pilot bereaksi dengan mempercepat pesawat untuk menghindari cuaca buruk itu. di tengah pejalanan co-pilot menunjuk ke arah lautan lepas.

"lihat, mereka sepertinya butuh bantuan" kata co-pilot sambil merentangkan telunjuknya

sang pilot yang tengah sibuk mengatur laju pesawat, melihat ke arah kapal nelayan itu sekilas

"tugas kita sekarang hanya membawa pesawat ini dan para penumpang selamat sampai tujuan, ayo bantu aku !!!" tegas sang pilot

"tapi... bagaimana dengan mereka ?" tanya co-pilot dengan nada sedikit ragu

"sudahlah jangan terlalu kau pikirkan, ayo cepat" tegas sang pilot sekali lagi

co-pilot pun mulai kembali bekerja membantu pilot yang sibuk menyiapkan pesawat menghindari awan cumolonimbus yang akan membesar dalam beberapa jam lagi.

***

setelah berhasil mendaratkan pesawat dengan selamat. sang pilot kini menikmati fasilitas hotel tempat ia menginap selama beberapa hari sambil menunggu penerbangan berikutnya. ia mencoba merilekskan badannya dengan pijatan para wanita pelayan hotel. lalu mencoba beragam makanan yang belum pernah ia coba. belum habis makanan sang pilot tiba-tiba handphonenya berbunyi nyaring.

"halo nak, pamanmu meninggal nak" seru ibunya di ujung telepon

"paman meninggal bu ?" tanya sang pilot penasaran

"iya nak, pamanmu tenggelam saat pergi melaut.. kapalnya hancur diterjang badai nak"

sang pilot terduduk lemas di samping meja makan. kepalanya menunduk, perlahan air mata meluncur deras di pipinya. rasa sesal kini menyelimuti sang pilot. sifat apatisnya -tidak peduli- membuat ia merasa bersalah terhadap keluarganya. seandainya saja ia mengabarkan apa yang dilihatnya ke ATC bandara mungkin pamannya masih selamat dan keluarganya tidak akan berduka. tapi semua itu telah berlalu, arang sudah jadi abu. sang pilot hanya bisa larut dalam penyesalan.

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Buku Biografi Lafran Pane - Ahmad Fuadi

Resensi : The Idiots Kisah Tiga Mahasiswa Konyol

Catatan Bedah Film Kala Benoa