Posts

Showing posts from May, 2018

Resensi: Hidup Di Luar Tempurung, Ben Anderson

Image
gambar: marjinkiri.com Jangan mau jadi orang berpikiran sempit!              Begitu kira-kira pesan inti buku ini. Benedict Anderson menuliskan pengalaman hidupnya dalam buku setebal 202 halaman. Buku ini pertama kali diterbitkan di Jepang pada tahun 2009, dengan judul Yashigarawan no soto e. Kemudian pada tahun 2016 penerbit Marjin Kiri menerjemahkan naskah buku ini dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dengan judul Hidup Di Luar Tempurung.             Ben Anderson begitu sosok ini akrab di sapa. Ia merupakan seorang peneliti sosial yang khusus mempelajari wilayah di Asia Tenggara seperti Indonesia, Siam (Thailand), dan Filipina. Bab awal mengisahkan Ben kecil yang lahir di Tiongkok lalu berpindah ke Amerika Serikat. Namun tak lama setelah Nazi Jerman kalah, orangtua Ben memilih berangkat ke Irlandia dan menetap disana.             Pada bab awal ini, Ben juga bercerita panjang lebar mulai dari silsilah keluarganya hingga petualangannya di saat masih bersekolah. Cerita Ben

Ihwal Pemuda

Bangun pemuda pemudi Indonesia …….. Masa yang akan datang kewajibanmu lah Menjadi tanggunganmu terhadap nusa             Lirik lagu nasional di atas mungkin sudah jarang didengar. Bisa jadi sekali setahun, Saat ada perayaan hari nasional. Walaupun lagu ini diciptakan zaman penjajahan Jepang, lirik lagu ciptaan Alfred Simanjuntak ini masih sangat tepat jadi pengingat untuk para pemudi pemuda Indonesia di setiap zaman.             Para pemudi pemuda memang mengemban tugas masa depan. Masa yang tentu memilki tantangan yang berbeda dari zaman dahulu dan kini. Perbedaannya seperti saat berperang. Jika dahulu pemuda berperang menggunakan senjata, saat ini, berperang cukup dengan mengumbar kata-kata di sosial media. Jika dahulu tulisan bernada patriotik terpampang di tembok-tembok gedung megah, saat ini cukup dengan meme di dunia maya seluruh orang akan melihatnya.             Globalisasi dan melaju pesatnya teknologi membuat pertukaran budaya semakin cepat. Hal ini tentu be

Orang Tua dan Pandangan Hidup Sang Anak

Image
gambar: fortune.com Main kelereng, layang-layang dan main bola di tanah lapang ialah permainan yang paling sering saya mainkan saat kecil. Saat itu, saya merasa bangga ketika membawa pulang sekantung kelereng milik kawan yang terlihat kesal karena kalah. Dan sebaliknya, marah atau malu mengausai diri saat layang-layang yang susah-susah diterbangkan, putus saat benang layangan kita beradu dengan benang mahal milik teman saya. Jika hal itu terjadi, seringkali salah satu dari kami (biasanya yang kalah) akan mulai mengejek latar belekang orang tua (nama, suku, pekerjaan dan agama) atau saling menyebut ‘kelebihan’ diri yang dimiliki. Seperti “Anak Jawa!” “Dasar onta!” “Mata sipit!” “La’ba toli! (telinga besar!)”, “Le’leng pui’! (dasar hitam!)” “Bapak mu polisi tidur!” dan masih banyak lagi. Tapi seperti itulah permainan. Ada menang, ada kalah. Ada yang bangga, juga ada yang marah. Namun, saat itu, ketika saling ejek, saya dan kawan tentu belum mengerti dan belum tahu bahwa kita sal

Menoleh ke Pulau Kecil

Masih banyak pekerjaan rumah pemerintah untuk masyarakat di pulau-pulau kecil, mulai dari listrik, air bersih hingga pendidikan anak-anak pulau. Semua orang tahu bahwa Indonesia ialah Negara kepulauan. Sebanyak 16.056 pulau Indonesia telah diberi nama dan terverifikasi. 5 pulau dari jumlah itu merupakan pulau besar. Sisanya ialah pulau dengan ragam ukuran dan potensi sumber daya alam. Di Sulawesi Selatan, terdapat 309 pulau kecil yang sebagian besar berada di 2 kabupaten. Kabupaten Kepulauan Selayar sebanyak 130 pulau kecil dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) dengan 112 pulau kecil. Sedang sisanya tersebar di beberapa kabupaten/kota lainnya, seperti Barru, Sinjai, Takalar, Bulukumba, Pinrang, Luwu Timur dan Makassar. Dari 9 kabupaten/kota itu, kabupaten Kepulauan Selayar, Pangkep dan kota Makassar punya kepadatan penduduk di pulau kecilnya cukup besar. Lihat saja jumlah penduduk di Kecamatan Kepulauan Sangkarrang Kota Makassar yang terdiri atas 8 pulau kecil, jumlah