Posts

Showing posts from 2016

Rindu Dari Tanah Rantau

Pulang, kata yang salama ini aku rindukan untuk dilakukan. Belasan tahun sudah aku berjuang. Di parantauan berpeluh keringat mengejar uang, nama dan jabatan. Rasa malu dan mimpi-mimpi   dari kampong halaman jadi bekal. Dengan Arif kawan seperjuangan, aku berangkat ke perantauan. “Akhirnya kita pulang juga” ujar A rif membuyarkan lamunanku Aku hanya menatap lurus kedepan, menatap laut luas di atas buritan kapal, diatas deru ombak. “Apakah pencapaian kita ini sudah cukup ?” lanjut Arif             Aku masih terdaiam lama. angin berhembus, menerpa wajahku. Awan berarak perlahan, begitu juga dengan kapal ini. Waktu pun berjalan lambat, bagiku. Ingin rasanya cepat-cepat bertemu sanak keluarga. Aku mengambil nafas lalu menjawab singkat “Entah”             Tak ada hal lain selain keluarga dalam pikiranku. Pencapaian di tanah rantau urusan kesekian untuk kupikir saat ini. Iksan, saudaraku satau-satunya bagaimana kabarmu? bagaimanakah kesahatan ibu ? dan bapak, apa bapak mas

Resensi : The Idiots Kisah Tiga Mahasiswa Konyol

Image
Pilih K ehidupan K ampusmu ! Mahasiswa : tenggelam dalam tekanan atau bersenang-senang ?             Masa mahasiswa, penuh dengan dilema antara mengerjakan setumpuk tugas dan memburu peringkat dengan kenginginan untuk menikmati berbagai kesenangan di usia muda. Chetan Bhagat, menuliskan kisah dilema ini dalam sebuah Novel yang berjudul : Five Point Someone . Diterbitkan dalam bahasa inggris pada tahun 2004. Setelah beberapa tahun, novel ini menempati jajaran buku paling laris.             Tidak hanya itu, novel ini juga telah menginspirasi film Bollywood terkenal, Three Idiots . Film fenomenal yang memiliki banyak penggemar baik di India maupun di Indonesia. Mungkin karena hal-hal itulah yang membuat penerbit Qanita menerjemahkan novel ini ke dalam bahasa Indonesia dengan judul : The Idiots , Kisah Tiga Mahasiswa Konyol.             Novel ini bercerita tentang tiga mahasiswa teknik di India Institute Of Tecnologi (IIT). Hari Kumar, Ryan Oberoi dan Alok Gupta. Ketig

Lahir, Berjuang, lalu Mati

Dilahirkan bunkanlah sebuah pilihan. Dilahirkan adalah sebuah keniscayaan, sebuah anugrah dari sang pencipta, walau kita tidak bisa bebas memilih. Kita tumbuh dari dua sel berbeda menjadi satu kesatuan utuh. Berkembang menjdai ribuan bahkan menjadi milyaran sel membentuk raga. Tulang dibungkus daging, daging dibalut kulit dengan selimut rambut-rambut halus yang menghias tubuh. Tahun demi tahun berganti sejak dilahirkan. Kita tumbuh menjadi anak yang dipenuhi rasa ingin tahu. Bertanya tentang ini, bertanya tentang itu, hingga rasa ingin tahu kita terpuaskan. Walau kadang tak diperldulikan sebab pertanyaan kita dianggap terlalu sepele oleh orang tua-tua. Inilah fase pertama dari berjuang, belajar. Kita sudah banyak tahu, dari proses berjuang mencari ilmu pengetahuan. Dimulai dari bangku sekolah formal dengan secarik kertas yang jadi bukti, dan di sekolah kehidupan dengan sikap budi pekerti yang jadi bukti. Lantas pertanyaan selanujutnya ialah, untuk apa semua ilmu p

Sebab Sembunyi

I Gelak tawa mengembara di udara sedang di dalam hati lain suara Senyum tersimpul manis di bibir tapi di dalam hati terasa getir katanya "turut berduka cita" namun di belakang malah tertawa katanya "baik-baik saja" tapi ternyata ada apa-apa O, dikau yang berpura-pura mengapa masih sembunyi ? II Aku sembunyi karena aku tak mau berbagi aku ingin menikmati ini sendiri walau pahit atau manis yang kalian beri sebab aku senang menyendiri karena bagiku, kalian adalah neraka sering aku pura-pura lupa akan semua luka namun beberapa ingatan tidak bisa hilang begitu saja O, sang pembuat luka mengapa banyak tanya ?

Tak Ada Judul

aku bukan dari tempat ini! di sini, aku melihat : orang-orang partai berkelahi berebut kursi sementara anak-anak mengemis minta nasi dan tak ada yang peduli atau bersimpati semua berlalu pergi seperti tak tahu apa yang terjadi karena hati sudah di bungkam dengan gelak tawa dan kesenangan pribadi. aku bukan dari tempat ini! laut ditimbun untuk mereka tinggali dan tanah di pagari dengan secarik kertas jadi bukti sehingga orang-orang kecil menjadikan kolong jembatan sebagai solusi. hutan dan gunung diakali untuk rumah produksi yang hasilnya tidak pernah kita nikmati aku bukan dari tempat ini! kamu bukan dari tempat ini! kita bukan dari tempat ini! karena di tempat kita yang sebenarnya, semua bisa diberi dan semua bisa menikmati, tanpa perlu berkelahi atau mengemis minta dikasihani, asalkan selama ini kita bertakwa kepada ilahi

Malu jadi Benalu

Image
adakah benalu yang dapat hidup tanpa inang ? bisakah tumbuhan rambat hidup tanpa tanaman lain ? pertanyaan itu sepertinya bisa mewakili kita, manusia. walau memang kita berbeda. tetapi kita memiliki sifat yang sama. kita, benalu, dan tumbuhan rambat sama-sama bergantung pada mahluk lain. dan terkadang kita bisa lebih rendah dari keduaya. seperti parasit. dahulu pada zaman purba, manusia memenuhi kebutuhan makannya dengan berburu. oleh kerena berburu memerlukan tenaga yang kuat, maka orang dan anak yang lemah pada zaman itu bergantung pada orang yang kuat. orang lemah di zaman ini bertindak sebagai benalu atau tumbuhan rambat untuk bertahan hidup. zaman berganti, tapi cerita tetap sama, hanya berganti pemeran saja. sekarang zaman telah semakin maju tapi kita masih bisa melihat sifat-sifat seperti benalu dalam keseharian. tidak perlu jauh mengambil contoh, dalam satu keluarga saja pasti mempunyai anak yang masih dibiayai sampai umur dua puluh tahunan karena belum bisa menc