Posts

Showing posts from 2020

Resensi Aib dan Nasib - Minanto

Image
 Kalah pada Nasib, Hancur karena Aib Desa seringkali dianggap sebagai tempat hidup harmonis, damai dan tentram. Orang-orang desa digambarkan hidup dengan rukun, kerap bergotong royong dan saling bantu satu sama lain. Apalagi bila dibandingkan dengan kota, desa kerap disandingkan sebagai air yang tenang, dan kota sebagai api yang panas. Kehidupan desa yang tenang dan perbandingannya dengan kota, sering dijumpai dalam karya-karya Ahmad Tohari. Misalnya, dalam novel ‘Orang-orang Proyek’ (2002). Dalam novel ini, orang-orang desa yang menjadi objek pembangunan, dipaksa untuk berkompromi dengan permainan culas dari orang kota. Orang-orang desa mesti ‘berkonflik’ dengan entitas yang berasal dari luar kelompoknya. Lantas, apakah orang-orang desa tidak pernah berkonflik satu sama lain? Bagaimanakah wujud konflik itu? Tentu saja, sebagai mahluk sosial, orang-orang desa juga kerap terlibat konflik satu sama lain. Wujud konflik itu, tergambar jelas dalam novel berjudul ‘Aib dan Nasib’ karya Mi

Saudara Berdiri di Pihak yang Mana?

September 2019, Dr Wolfgang Knorr, seorang Ilmuwan geografi fisik dan ilmu ekosistem dari Universitas Lunds, Swedia, memilih mundur dari dunia akademisi. Ilmuwan yang meraih gelar doktornya di University of Hamburg and the Max-Planck-Institute for Meteorology ini mundur setelah 27 tahun berkarir di dunia akademik. Padahal, dalam perjalanan karirnya, Dr Wolfgang Knorr pernah menjadi pemimpin deputi di University of Bristol and the UK’s Natural Environment Research Council, sebuah lembaga riset yang berbasis di Inggris. Melihat pencapaian itu, tentu kita bertanya: mengapa ia berhenti dari dunia akademik? Dalam pernyataannya di Deutsche Welle, Dr Wolfgang Knorr menyampaikan bahwa dunia akademis selalu menuntut objektivitas, sedangkan ia merasakan adanya risiko besar dari krisis lingkungan yang terjadi di dunia. Dr Wolfgang Knorr pun tak kuasa membendung perasaan dan keinginannya untuk berpihak pada kelestarian alam. “Setiap hari saya duduk dalam rapat, berdebat skema energi baru terba

Review Ingrid Goes West; Melihat Pemanjat Sosial Beraksi

Image
  gambar; the new york times. Di era kiwari ini, kehidupan bahagia orang lain begitu sering dijumpai. Senyum ceria dan tawa bahagia yang dibekukan dalam sebuah potret, ataupun, kehidupan mewah bergelimang harta yang ditampilkan dalam bentuk video, lalu dipamerkan di lini masa sosial media, merupakan hal yang biasanya dijadikan sebagai ajang untuk mendapatkan atensi dan status sosial tertentu. Tapi, semua kemewahan yang ditampilkan di sosial media itu tidak hanya menghasilkan puja puji saja. Kesepian dan tingkah konyol adalah sisi lain dari perebutan perhatian di lini masa. Seperti yang dilakukan Ingrid Thorburn, seorang tokoh rekaan dalam film Ingrid Goes West (2017). Ingrid rela memanipulasi dirinya agar bisa berteman dan menjalani hidup sempurna bersama idolanya. Aubrey Crhistina Plaza yang berperan sebagai Ingrid dalam film ini, digambarkan sebagai perempuan muda dengan emosi yang tidak stabil. Akibat kecanduan dan terlalu sering melihat kehidupan bahagia orang lain lewat sosial