Posts

Showing posts from July, 2019

Mengapa Kita Enggan Bertanya Di Perkuliahan?

‘ Ada yang ingin bertanya? ’ Seorang moderator melemparkan kalimat di atas, setelah tiga pemateri selesai menyampaikan bahan diskusi. Namun, kalimat tanya itu tak berbalas. Di antara puluhan peserta diskusi yang datang, tak satu pun yang mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan itu. Sejenak, semua orang jadi diam. Hening. Hingga beberapa saat kemudian, salah satu pemateri berguyon bahwa kalimat ‘ada yang ingin bertanya’ termasuk dalam daftar pertanyaan yang sangat ditakuti. Pemateri itu bilang, pertanyaan tadi bisa membuat jantung berdegup kencang, sebab kepala dipenuhi pertanyaan atau pendapat yang hendak disampaikan tapi terus ditahan-tahan. Semua tertawa. Suasana jadi cair. Satu peserta pun acungkan tangan, dan mulai bertanya. Tapi, hingga acara usai, goyonan dari sang pemateri terus dilontarkan dan menyindir semua peserta dikusi. Suasana ini memang jamak dijumpai. Seperti di seminar, talkshow, dialog public, workshop pelatihan hingga di ruang kelas perkuliahan. Seba

Resensi Buku Biografi Lafran Pane - Ahmad Fuadi

Image
Belajar Merdeka Sejak Hati Foto: dokumentasi pribadi Siapa yang menyangka Lafran Pane, pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dulunya pernah menjadi anak jalanan, penjual es lilin, petinju dan bahkan ikut dalam geng motor. Saya pun baru tahu semua itu, setelah membaca biografi Lafran Pane yang ditulis dengan gaya novel oleh Ahmad Fuadi. Merdeka sejak hati. Itulah judul novel biografi Lafran Pane. Sebuah judul yang sangat pas mengambarkan karakter Lafran dalam buku ini. Sebab sepanjang 356 halaman, novel biografi ini menyiratkan pesan kuat perihal perangai merdeka Lafran Pane; merdeka raga, merdeka jiwa dan merdeka hati. Sejak dari kecil, Lafran telah menampakkan karakter bebas merdeka, tidak ingin diatur-atur. Salah satu adegan yang menyiratkan hal itu ketika Lafran diajak tinggal di rumah neneknya dari pihak ibu. Tapi, Lafran kecil tak mau, bukannya ia tak sayang pada neneknya, ia hanya tak tahan pada banyaknya aturan di rumah neneknya. “Nenekku pernah pula mengaj