Sang fajar menyingsing dari ufuk timur dan berjanji untuk hadir di ufuk barat, menyapa waktu subuh yang tak lagi dingin untuk membangunkan para manusia agar memulai segala rutinitasnya. dari bapak yang pergi bergulat dengan pekerjaannya untuk membiayai segala apa yang dikehendaki sang anak, dan ibu yang tak lagi singgah di dapur untuk ikut bergulat dengan pekerjaannya demi membantu tiang ekonomi yang tak lagi bisa ditopang oleh satu orang saja. lalu si anak yang harus melaksanakan kewajibannya yang katanya menuntut ilmu. Diantara sinar sang fajar yang menyengat dan menembus kaca, kuda-kuda besi melaju perlahan di jalan-jalan tikus yang sempitnya bukan main. para penunggang kuda-kuda besi itu saling menunjukan tanduk mereka, hanya segelintir saja yang eggan menunjukan tanduk itu. lampu disudut jalan dan manusia berompi hijau itu kadang tak mampu lagi menjadi pengatur para penunggang kuda besi itu. mungkin mereka sudah tidak bisa diatur lagi atau mungkin sistem yang ada saat ini perl