Rindu Dari Tanah Rantau
Pulang, kata yang salama ini aku rindukan untuk dilakukan. Belasan tahun sudah aku berjuang. Di parantauan berpeluh keringat mengejar uang, nama dan jabatan. Rasa malu dan mimpi-mimpi dari kampong halaman jadi bekal. Dengan Arif kawan seperjuangan, aku berangkat ke perantauan. “Akhirnya kita pulang juga” ujar A rif membuyarkan lamunanku Aku hanya menatap lurus kedepan, menatap laut luas di atas buritan kapal, diatas deru ombak. “Apakah pencapaian kita ini sudah cukup ?” lanjut Arif Aku masih terdaiam lama. angin berhembus, menerpa wajahku. Awan berarak perlahan, begitu juga dengan kapal ini. Waktu pun berjalan lambat, bagiku. Ingin rasanya cepat-cepat bertemu sanak keluarga. Aku mengambil nafas lalu menjawab singkat “Entah” Tak ada hal lain selain keluarga dalam pikiranku. Pencapaian di tanah rantau urusan kesekian untuk kupikir saat ini. Iksan, saudaraku satau-satunya bagaimana kabarmu? bagaimanakah kesahatan ibu ? dan bapak, apa bapak mas