Arif dan Pengalamannya


Arif seorang siswa sekolah menengah atas. awalnya memandang setiap orang hanya hitam putihnya saja. dan itu berubah sejak peristiwa pengkhianatan kawan karibnya

 ***

Arif menghela napas dengan tatapan kosong ke arah tembok rumah. mencoba mengingat kembali peristiwa itu. peristiwa dua hari yang lalu yang membuat ia kehilangan teman. peristiwa yang membuat ia mengubah cara pandangnya terhadap setiap orang.

Peristiwa itu terjadi di sekolah mereka. SMA Bina Bhakti. bermula saat doni berjalan menuju ke kantin sekolah. tiba-tiba arif dengan suara lantang dan tangan terkepal serta raut muka memerah memanggilnya

"woyy, doni!!!" teriaknya.

doni berbalik dengan muka keheranan lalu berkata

"ada apa arif ? mengapa kamu berteriak seperti itu ?"

"tidak usah banyak tanya !!! apa maksudmu menjelek-jelekan aku di depan fitri ?"
potong arif dengan agak keras.

doni tak sempat menjawab. hantaman keras dari kepalan tangan arif mengenai pipi sebelah kiri doni. doni tersungkur memegangi pipinya. seketika siswa-siswi di sekitar mereka berdua menjadi riuh dan mengerumuni mereka berdua. sampai guru datang membawa mereka ke ruang kepala sekolah.

di sana doni mengakui seluruh perbuatannya.

"iya semua itu memang benar bu, saya minta maaf arif" kata doni sambil menundukan kepalanya.

arif hanya mengangguk diam dan membuang muka. para guru pun menganggap masalah ini hanya masalah biasa dan telah selesai. tapi bagi arif masalah ini sangat memukulnya.

doni ialah kawan karib arif. mereka berdua sering terlihat bersama sejak masa orientasi sekolah (mos). mereka memiliki hobi yang sama. basket. bahkan mereka sering ikut mewakili sekolahnya dalam berbagai kejuaraan. tapi semenjak kejadian itu mereka tak lagi sering terlihat bersama. sikap mereka seolah-olah berubah. terutama arif.

arif kini bersandar di kursinya. mengalihkan pandangan ke arah pepohonan rumahnya. ia menghela napas sekali lagi mencoba berpikir jernih terhadap kejadian itu.

 ia pun membatin

"doni, mengapa ia tega bersifat seperti itu?? ia tersenyum di depanku namun di belakang menceritai saya habis-habisan, orang seperti ini harus saya hindari."

 ***

kini arif telah bersikap. ia kini lebih berhati-hati terhadap setiap teman dan setiap orang. ia kini menyadari bahwa setiap orang tidak hanya hitam dan putih saja tapi beberapa orang dapat memiliki sifat abu-abu yang bisa saja mereka condong ke hitam maupun putih.

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Buku Biografi Lafran Pane - Ahmad Fuadi

Resensi : The Idiots Kisah Tiga Mahasiswa Konyol

Catatan Bedah Film Kala Benoa