Teman Terbaik

Pagi hari.

Seorang siswa keluar dari mobil berwarna merah, pabrikan jepang. perlahan kaki jenjangnya mengintip, di ikuti tubuh yang atletis. lalu berjalan dengan dagu terangkat menuju ruang kelasnya.

"hai fajar" sapa seorang siswi

"hai !" balasnya

Fajar Handika, itu nama lengkapnya. ia salah satu siswa populer di SMA Ketapang, anak seorang anggota parlemen yang baru saja dilantik. ia kini berjalan menuju kelas dengan tas di punggung dan beberapa aksesoris menghiasi pergelangan tangannya.

"fajarrr"
sekumpulan kawannya menyambut

ia hanya membalas dengan tawa kecil sambil duduk di bangkunya yang berada di tengah kelas, sekitar tiga bangku dari deretan paling belakang. kawannya satu per satu menghampiri dan mulai membentuk lingkaran dengan fajar berada di tengahnya.

"eh fajar mana nih handphone baru kamu yang canggih itu, katanya mau nunjukin ke kita !"
salah satu kawannya membuka percakapan

"oh iya, ini nih"
kata fajar sambil menggapai saku celananya lalu mengeluarkan handphone-hp keluaran terbaru dengan logo buah dibelakangnya

"wahh *phone" kata siswa berkacamata "inikan belum rilis di indonesia !!"

"beli dimana kamu fajar ??" tanya salah satu kawannya penasaran

"di KL, Malaysia, ayahku minggu lalu study banding disana" jawab fajar dengan nada sedikit ditinggikan

semua kawan fajar terlihat terkagum-kagum melihat fajar memainkan salah satu fitur handphone canggih miliknya. tiba-tiba seorang siswa dengan perawakan kurus ceking berjalan menghampiri mereka.

"kalian sedang bicarakan apa ?" tanya siswa ceking itu

"mau tau saja kamu kucel !! sudah sana pergi !!" bentak salah satu kawan fajar

kucel. seluruh siswa SMA Negeri Ketapang menamai siswa ceking itu. siswa bernama asli Adi Sugandi ini seorang yang dikenal sangat cerdas namun tidak memiliki teman. ia seorang yatim piatu. dahulu sebelum ia bersekolah di SMA ini, ia tinggal di panti asuhan yang berada di pinggiran kota ketapang. ia kini masih berdiri menunggu jawaban pertanyaannya. sampai saat fajar membuka suara akannya.

"*phone, memangnya kamu tahu ?"

"oh ituu, ya pasti taulah" kucel merogoh saku bajunya, dengan rasa bangga sebuah *phone ia pamerkan ke seisi kelas. Fajar menganga dan kawannya sejenak bungkam, kaget. kucel merasa amat senang namun rasa itu hanya bertahan sebentar saja.

"behh kamu dapet darimana kucel ? nyolong ?" celetuk salah satu kawan fajar yang membuat seisi kelas tertawa.

kawan Fajar yang berkacamta tiba-tiba mengambil *phone milik kucel, mengutak-atik sebentar lalu mengembalikannya lagi ke tangan kucel sambil berteriak

"ini replika, *phone palsu !!! hahaahahahaa"

kucel memegang *phonenya dengan gemetaran, ia nampak kikuk menjadi pusat perhatian seisi kelas. Fajar dan kawannya masih tertawa terbahak melihat reaksi kucel. karena tak tahan mendengar tawa dan hinaan seisi kelas, kucel secepat kilat lari dengan langkah seribu.

"hahahah dasar cekingg, mau sok keren lagii !!" teriak Fajar Handika saat melihat kucel berlari

nafasnya memburu tak karuan, keringat di keningnya perlahan turun di wajah tirus kucel. dua, tiga kelas telah ia lewati, dan bulir-bulir air mata kucel kini telah jatuh membasahi. pengharapannya untuk menandingi Fajar Handika dan memiliki teman yang banyak musnah sudah. kini, di dalam kepala kucel bergejolak anggapan bahwa ia sudah tak mau mencari teman, tetapi kucel akan mencari uang yang banyak, sebab kejadian tadi membuat kucel menjadi tahu bahwa teman terbaik ialah uang, karena dengan uanglah teman yang banyak akan berdatangan.

mungkin (ada saatnya) anggapan itu benar, mungkin juga tidak.

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Buku Biografi Lafran Pane - Ahmad Fuadi

Resensi : The Idiots Kisah Tiga Mahasiswa Konyol

Catatan Bedah Film Kala Benoa