Sajak Peringatan

tiranimu mengekang jadi penghalang
mulutmu, terompet yang menjatuhkan
kata-katamu menusuk setajam batu karang
kau harus tumbang dan dilawan !!!

bagi kau, mungkin kami ini hanya semilir angin
tapi ingat suatu saat nanti
kami bisa menjadi topan
berputar, berhembus, meratakan

atau mungkin kami ini hanya riak air di lautan
tapi jangan lupa, suatu saat nanti
kami bisa menjadi tsunami
menggulung, berputar, menghempaskan

ingat, ingatlah...

peringatan ini akan membunti
hingga tiranimu runtuh
hingga terompetmu tak lagi berbunyi
dan hingga kata-katamu menjadi rapuh bagai kayu

kami tak akan diam
selama angin masih berhembus menciptakan riak air di lautan

NB : Sajak ini terinspirasi dari Alm Wiji Thukul seorang seniman masa orde baru yang hilang sekitar tahun 1998.

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Buku Biografi Lafran Pane - Ahmad Fuadi

Resensi : The Idiots Kisah Tiga Mahasiswa Konyol

Catatan Bedah Film Kala Benoa