Layang-layang dan Angin

aku adalah sebuah layang-layang. saat ini aku sedang melakukan rutinitasku, menari. aku menari di langit sore ditemani oleh awan menjingga dan sang angin. aku dikendalikan oleh tuanku. tuanku menciptakan aku dengan terampil dan sabar. setiap hari aku diterbangkannya lalu ditarik dan di ulur, dengan sekaleng benang tuanku mengendalikan aku.

aku menari setiap hari dengan tuanku yang selalu terlihat bahagia saat menerbangkan aku, sedangkan aku merasa ada sesuatu yang berbeda setiap aku menari dikendalikan olehnya. sesuatu yang berbeda ini selalu aku pikirkan sejak aku melihat mahluk bersayap terbang dengan bebas di sekitar ku, mahluk bersayap itu membuat aku jadi begitu sangat penasaran terhadapnya, maka aku pun bertanya pada angin

"mahluk apakah itu wahai angin ? mengapa ia terbang bebas tanpa ada benang yang mengikatnya ?"

"itu ialah burung, ia tidak terikat di benang karena seperti itulah ia diciptakan, tidak seperti kau yang terikat oleh benang dan dikendalikan oleh tuanmu" jawab angin singkat

"oh betapa sialnya aku hidup dalam keadaan terikat seperti ini sedangkan burung itu dapat terbang dengan bebas tanpa batas,  wahai angin ketahuilah aku ingin terbang bebas seperti burung tanpa ada ikatan benang dan tanpa ada yang mengendalikan"

"alangkah aneh ucapanmu layangan, sesungguhnya kau beruntung dapat hidup dari tangan terampil tuanmu, merasa puaslah dan hilangkan angan-angan kebebasan yang kau ucapkan tadi" angin berkelakar sambil berhembus disekitarku

"aku memohon kepadamu wahai sang angin bantulah aku lepas dari ikatan ini, aku sungguh ingin terbang bebas di angkasa luas ini, bantulah aku angin"

"aku bisa membantumu tapi aku berharap kau pikirkan lagi keputusanmu itu, pikirkan tuanmu yang telah menciptakanmu dengan terampil dan sabar, pikirkan kebahagiaan yang kau berikan padanya, wahai layangan pikirkanlah semua itu" saran angin saat menerpa tubuhku

"aku sudah berfikir matang-matang wahai sang angin, yang aku inginkan saat ini hanyalah kebebasan, sekali lagi aku memohon kepadamu bantulah aku"

"baiklah aku akan membantumu, tapi aku yakin kau akan menyesal dengan keputusanmu ini" jawab angin singkat

seketika angin mengerahkan seluruh tenaganya menghempaskan tubuhku dengan kencang, benang yang mengikatku menegang, angin kembali menambah tenaganya lebih kuat lagi sehingga benang yang telah menegang tadi menjadi putus. aku terbang tinggi dengan bantuan angin, dari ketinggian aku melihat tuanku mengejarku dengan berlari tetapi karena angin membawaku dengan cepat, aku tak melihatnya lagi.

akhirnya aku dapat merasakan kebebasan yang aku impikan. aku tidak lagi terikat dan tidak juga dikendalikan. berbahagialah aku di atas langit yang semakin menjingga ini.

aku berterima kasih pada angin yang telah berlalu pergi. aku sudah bebas tapi semakin lama aku merasa semakin rendah, aku tak lagi berada di ketinggian. aku terhuyung hingga tersangkut di atas ranting yang mengoyak tubuhku sampai aku tak berdaya. aku mengumpulkan sisa tenaga untuk tetap terjaga. tiba-tiba angin kembali, berhembus ditubuhku yang telah koyak.

"wahai layangan, apa yang kau impikan selama ini ternyata sesuatu yang buruk bagimu, tidakkah kau rasakan itu sekarang ?" tanya sang angin

"kau salah angin, impian ku ini ialah yang terbaik bagiku, biarlah aku seperti ini, mati tak berdaya - tak bertenaga, tanpa ikatan dan tidak dikendalikan, di atas pohon kebebasan aku meninggalkan belenggu tuan"

angin tak berkata apa-apa lagi lalu pergi, sedang aku semakin lama semakin tak bertenaga lagi lalu mati.

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Buku Biografi Lafran Pane - Ahmad Fuadi

Resensi : The Idiots Kisah Tiga Mahasiswa Konyol

Catatan Bedah Film Kala Benoa